Masakan Mediterania dulu dan sekarang.

Diet Mediterania adalah pola diet yang ditandai dengan asupan makanan nabati yang tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, dan kacang-kacangan, serta asupan makanan laut dalam jumlah sedang dan asupan rendah daging merah dan daging olahan. Ini juga mencakup penggunaan minyak zaitun sebagai sumber utama lemak dan penggunaan bumbu dan rempah-rempah, seperti bawang putih, kemangi, dan oregano, untuk membumbui hidangan.

Diet Mediterania kaya akan nutrisi, termasuk serat, antioksidan, dan lemak sehat, dan telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk penurunan risiko penyakit jantung, stroke, dan jenis kanker tertentu.

Hidangan khas dalam diet Mediterania mungkin termasuk:

Diet Mediterania adalah pola diet fleksibel yang dapat diadaptasi ke berbagai budaya dan preferensi individu. Ini juga merupakan pola makan yang dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam gaya hidup sehat dan seimbang.

Advertising

Sejarah makanan Mediterania sekitar 1000 SM.

Wilayah Mediterania memiliki sejarah kuliner yang kaya dan beragam yang telah dibentuk oleh berbagai budaya yang menghuni daerah tersebut selama berabad-abad. Sekitar 1000 SM, peradaban kuno Mediterania, seperti Yunani, Romawi, dan Mesir, sudah mapan dan telah mengembangkan masakan unik mereka sendiri.

Di Yunani kuno, pola makan berpusat pada biji-bijian, sayuran, dan polong-polongan, dengan sangat bergantung pada minyak zaitun sebagai lemak untuk memasak. Daging, terutama daging babi dan kambing, juga merupakan bagian penting dari makanan Yunani, dan ikan biasa dikonsumsi di sepanjang pantai. Orang Romawi kuno juga memiliki variasi makanan yang mencakup biji-bijian, sayuran, dan daging, seperti babi, sapi, dan ayam. Mereka juga menyukai makanan manis, dan madu adalah pemanis yang umum dalam masakan Romawi.

Di Mesir kuno, makanan pokok utama adalah roti dan bir, terbuat dari biji-bijian seperti jelai dan gandum emmer. Sayuran, termasuk bawang merah, bawang putih, daun bawang, dan kacang-kacangan, juga banyak dikonsumsi, dan ikan merupakan sumber protein penting dalam makanan.

Secara keseluruhan, pola makan Mediterania pada 1000 SM berpusat pada biji-bijian, sayuran, dan polong-polongan, dengan beragam daging dan ikan juga dikonsumsi. Itu juga sangat dipengaruhi oleh penggunaan minyak zaitun sebagai lemak untuk memasak, dan penggunaan bumbu dan rempah-rempah seperti ketumbar, jintan, dan bawang putih untuk membumbui masakan.

Sejarah makanan Mediterania sekitar tahun 1000.

Sekitar tahun 1000, wilayah Mediterania adalah rumah bagi berbagai budaya, masing-masing dengan tradisi kulinernya yang berbeda. Bizantium, yang menguasai sebagian besar wilayah pada saat itu, memiliki pola makan yang dipengaruhi oleh masakan Yunani dan Romawi yang datang sebelum mereka. Mereka makan berbagai biji-bijian, termasuk gandum, jelai, dan oat, serta sayuran seperti buncis, kacang polong, dan lentil. Daging, termasuk domba, kambing, dan unggas, juga merupakan bagian penting dari makanan Bizantium, seperti halnya ikan, yang melimpah di Laut Mediterania.

Selain Bizantium, kawasan ini juga merupakan rumah bagi budaya lain, seperti Arab dan Normandia, yang memiliki tradisi kuliner uniknya sendiri. Pola makan orang Arab sangat dipengaruhi oleh penggunaan rempah-rempah, seperti jinten, ketumbar, dan kayu manis, dan menampilkan berbagai hidangan yang terbuat dari biji-bijian, sayuran, dan daging. Orang Normandia, yang baru saja tiba di wilayah tersebut dari Eropa utara, membawa serta masakan yang didasarkan pada penggunaan produk susu, seperti keju dan mentega, serta menampilkan hidangan seperti daging panggang dan semur.

Secara keseluruhan, pola makan Mediterania sekitar tahun 1000 ditandai dengan berbagai biji-bijian, sayuran, dan daging, dengan penekanan kuat pada penggunaan herba dan rempah untuk membumbui hidangan. Itu juga dibentuk oleh makanan laut yang melimpah di kawasan ini, yang merupakan sumber protein penting bagi banyak orang yang tinggal di Mediterania.

Meja yang disiapkan dengan nikmat di restoran berkelas.

Sejarah makanan Mediterania sekitar tahun 1900.

Pada tahun 1900, wilayah Mediterania memiliki sejarah kuliner yang kaya dan beragamt telah dipengaruhi oleh berbagai budaya selama berabad-abad. Pola makan orang Mediterania pada tahun 1900 sebagian besar masih berpusat pada biji-bijian, sayuran, dan kacang-kacangan, dengan berbagai daging dan ikan juga dikonsumsi. Namun, masakan telah berevolusi untuk memasukkan bahan dan hidangan yang lebih luas, dipengaruhi oleh berbagai budaya yang telah mendiami wilayah tersebut sepanjang sejarahnya.

Pada awal abad ke-20, pola makan Mediterania sangat dipengaruhi oleh praktik pertanian di wilayah tersebut, yang ditandai dengan penggunaan bahan musiman lokal. Pola makan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan laut, karena Laut Mediterania merupakan sumber protein penting bagi banyak orang yang tinggal di wilayah tersebut.

Selama ini, diet Mediterania juga mulai memasukkan lebih banyak produk susu, seperti keju dan yogurt, serta lebih banyak jenis buah dan sayuran. Rempah-rempah dan rempah-rempah, termasuk bawang putih, kemangi, dan oregano, biasanya digunakan untuk membumbui hidangan, dan minyak zaitun tetap menjadi minyak goreng yang populer.

Secara keseluruhan, pola makan Mediterania sekitar tahun 1900 dicirikan oleh berbagai biji-bijian, sayuran, dan daging, dengan penekanan kuat pada penggunaan bahan musiman lokal dan penggabungan herba dan rempah-rempah untuk membumbui hidangan. Itu juga dibentuk oleh makanan laut yang melimpah di kawasan ini dan meningkatnya penggunaan produk susu dalam makanan.

Makanan Italia Lezat.